Hari Air Sedunia, Energi Alternatif, dan Murka Para Demonstran

Leave a Comment
Saat pandangan masyarakat Indonesia sedang tertuju dengan pertarungan “anak jalanan” antara transportasi konvensional (Blue Bird) dengan transportasi online (Grab Car, Uber, maupun Gojek), banyak yang tidak menyadari bahwa sekarang adalah Hari AirSedunia. Kurangnya ketidaktahuan masyarakat serta adanya aksi demonstrasi semakin membuat peringatan Hari Air Sedunia ini kian terabaikan. Seandainya para pendemo itu memahami ungkapan salah seorang penyair Amerika, W. H. Auden, yang mengatakan ‘ribuan orang masih dapat hidup meski tanpa cinta, tetapi tidak tanpa air’, mungkin tidak akan terjadi aksi anarkis bin brutal tersebut.

Sekadar informasi, peringatan Hari Air Sedunia ini ditetapkan PBB pada saat konferensi bumi yang diadakan di Brazil tahun 1992, kemudian mulai diperingati ada 22 maret 1993. Setiap tahunnya, peringatan Hari Air mengambil tema yang berbeda. Pada tahun 2015 lalu Hari Air Sedunia bertemakan air dan pembangunan yang berkelajutan, di mana sejumlah warga menggelar peringatan tersebut pada acara Car Free Day di bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.

Sementara untuk tahun ini, tema yang diambil adalah air dan pekerjaan. Tema ini berfokus pada bagaimana kuantitas dan kualitas air yang cukup dapat mengubah kehidupan dan mata percarian buruh. Bahkan, mengubah mindset masyarakat serta taraf ekonominya. Akan tetapi, aksi anarkis para pendemo justru malah mewarnai peringatan Hari Air Sedunia tahun ini. Padahal, melalui peringatan Hari Air Sedunia menjadi momen yang tepat untuk kembali mengampanyekan potensi dan pemanfaatan energi air sebagai energi alternatif bagi Indonesia.

Jika merujuk pada tema tahun ini, sudah saatnya masyarakat kembali melihat fungsi dan peran air sebagai sumber kehidupan. Contoh paling kecil yang dapat dilihat dari air sebagai sumber kehidupan adalah sungai, yang memiliki peran penting bukan hanya bagi manusia, namun juga bagi makhluk lain yang hidup di sungai itu sendiri, termasuk yang hidup di sekitar daratannya. Bahkan, sungai mampu memberikan sumbangan bagi pembangkit listrik tenaga air. Tentunya ini menjadi energi alternatif bagi pemerintah Indonesia yang saat ini sedang gencar menerapkan kebijakan dalam memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan yang lebih ramah lingkungan.

Melalui Hari Air Sedunia ini pula, sudah saatnya masyarakat memiliki kesadaran akan pentingnya air bagi kehidupan serta mendukung pengelolaan air berkelanjutan, termasuk mendukung pemanfaatan air sebagai energi alternatif. Jika kesadaran itu muncul, efek postif yang akan terjadi salah satunya adalah tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah di kali, atau mencemari sungai-sungai yang ada. Selamat Hari Air Sedunia!


Sumber:


Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar