Mengenal Sosok Hendi Prio Santoso, Dirut PGN: Rotasi di Tengah Krisis Ekonomi (2)

Leave a Comment
Infografis: Mujahid Alawy (Si-Nergi.id)
Beberapa kalangan menilai, masuknya Hendi PrioSantoso sebagai Direktur Utama PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) menggantikan Sutikno, karena adanya masalah di tubuh PGN. Namun, hal tersebut dibantah oleh Sofyan Djalil yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Negara Milik Negara (BUMN). Dalam paparannya, Sofyan memastikan bahwa perombakan di tubuh PGN bukan karena ada masalah, melainkan bentuk rotasi dalam rangka meningkatkan kinerja perseroan. Selain itu, pemilihan Hendi Prio juga merupakan salah satu upaya meningkatkan kinerja PGN yang kini menjadi perusahaan terbuka sejak 2003. Hal ini terbukti dengan  berbagai capaian yang ditorehkan Hendi Prio Santoso.

Perlu diketahui, ketika masuk PGN, Hendi Prio dihadapkan pada krisis ekonomi global serta masalah kebocoran gas yang menyebabkan harga saham PGN anjlok hingga 60 persen dalam kurun waktu Juni sampai Oktober 2008. Laba bersih tahun 2008 PGN juga ambrol 17,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi $65,9 juta. Hal ini, selain disebabkan oleh beban operasi yang naik sebesar 17,19 persen, juga lantaran adanya kenaikan rugi selisih kurs yang hampir mencapai lima kali lipat menjadi $260,9 juta.

Masih pada 2008, PGN mengubah pencatatan laporan keuangannya dari rupiah menjadi dolar AS. Jika dihitung dalam mata uang rupiah, penurunan laba bersih di tahun 2008 tercatat sebesar 45,58 persen. Namun, di tahun 2009 laba PGN kembali melonjak 9 kali lipat lebih menjadi $603,4 juta dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar $65,9 juta. Kenaikan ini didorong sejumlah upaya transformasi besar-besaran di tubuh PGN, di antaranya Dewan Direksi yang mempersiapkan strategi jangka panjang PGN 2010-2020, serta Organisasi direstrukturisasi yaitu dengan membentuk divisi koordinasi unit-unit bisnis strategis (SBU) dengan kantor pusat.

Hasilnya, sepanjang 2009 hingga 2013 pertumbuhan rata-rata per tahun laba bersih dan pendapatan PGN mencapai masing-masing 48,7 persen dan 20,8 persen. Pertumbuhan pendapatan serta laba bersih tersebut tidak lepas dari terus bertumbuhnya bisnis PGN di sektor distribusi dan juga transmisi pipa gas. Volume penyaluran distribusi gas di tahun 2009 meningkat sebesar 37 persen menjadi 792,07 mmscfd, dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 577,88 mscfd.
Volume penyaluran distribusi dan transmisi gas PGN pada tahun 2013 juga meningkat masing-masing sebesar 42 persen dan 12,64 persen, dibandingkan pada 2008. Jika dihitung rata-rata, selama kurun 2008-2013, pertumbuhan distribusi dan transmisi gas per tahun masing-masing mencapai 11,8 persen dan 2,5 persen. Tidak hanya itu, Hendi Prio juga berhasil meningkatkan kontribusi penggunaan gas PGN di segmen pelanggan sektor industri.

Pada masa kepemimpinan HendiPrio, PGN memperlihatkan perbaikan yang signifikan dalam hal rating utang. Hal itu tercermin dari naiknya peringkat PGN oleh Standard & Poor's, dari BB- di tahun 2007 menjadi BB+ di tahun 2011, artinya naik dua peringkat (notch). Selain itu, Fitch Rating juga menunjukkan tren yang sama, dari BB- pada 2006 menjadi BBB- pada 2011.

Terakhir, masa kepemimpinan Hendi Prio, harga saham PGN juga mengalami tren positif. Jika dibandingkan dengan indeks IHSG dan LQ45, return saham PGAS sejak awal 2008 hingga 23 Oktober 2014 lebih tinggi, yakni sebesar 92,05 persen. Return IHSG dan LQ45 sendiri masing-masing berada di level sekitar 86,84 persen dan 45,46 persen.

Sumber:




Tulisan ini disumbangkan untuk situs Si-Nergi
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar