Semakin jauh gas bumi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengalir, semakin banyak pula masyarakat yang merasakan manfaatnya. Hal ini pula yang terjadi di daerah Lampung. Sejak PGN memasok gas bumi di Kota Gajah ini, perekonomian di sana pun turut terdongkrak.

Salah satu sektor yang mengalami perkembangan di Lampung adalah bidang Usaha Kecil Menengah (UKM). Memang sejak PGN memasangjaringan gas untuk konsumen rumah tangga di wilayah Lampung, sektor UKM merupakan target PGN untuk menjadikannya sebagai konsumen utama. Gas bumi yang dipasok PGN ini, selain harganya yang lebih murah dari LPG, juga menjadi aksi nyata dalam mendorong pertumbuhan UKM di Lampung. Dengan begitu, secara tidak langsung PGN turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sana.

Sektor industri di Lampung juga turut merasakan manfaat dihadirkan gas bumi PGN ini. Hal ini disampaikan langsung Sales Head PGN Lampung, Wendi Purwanto yang mengungkapkan bahwa harga gas bumi PGN yang jauh lebih murah dari Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat biaya produksi industri pengguna gas menjadi lebih rendah. Kondisi ini membuat industri di Lampung dapat bersaing dengan industri diluar negeri.

Selain di sektor UKM dan industri, usaha perhotelan merasakan manfaat penghematan gas bumi PGN. Hotel Batiqa menjadi salah satuhotel yang sudah siap mendapat pasokan energi baik ini. Hotel yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, bandar Lampung ini pun  sudah menyiapkan segala keperluan yang berkaitan instalasi gas bumi.

Manager Batiqa Hotel Lampung, Adhi Wahyu Prasetyo mengatakan, selama ini Batiqa Hotel mengonsumsi gas untuk kebutuhan memaasak restoran hotel dan laundry. Ia juga mengungkapkan, pihaknya bisa menghabiskan 10 tabung gas atau sekita 500 kg gas perbulan. Dalam satu bulan tersebut, ada sekitar 3 kg gas yang tidak bisa  naik atau tidak terpakai, artinya ada 50 kg gas yang terbuang di tabung tiap bulan kalau dalam satu bulan ada 10 pemakaian tabung. Belum lagi, pemakaian gas tabung yang harus ganti-ganti tabung menurutnya repot.


Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs si-nergi
Banyak cara dilakukan untuk mengajak masyarakat beralih menggunakan gas bumi. Di Surabaya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) bersinergi dengan pemerintah kota setempat mengajak masyarakatnya untuk melihat langsung manfaat dari penggunaan gas bumi ini ke salah satu kawasan yang sudah mendapat  aliran gas bumi. Sementara di Lampung, untuk lebih mensosialisasikan penggunaan gas bumi di Kota Gajah tersebut, PGN menggelar sosialisasi “Paparan Publik Informasi Berlangganan Gas Pelangggan Jargas ESDM 2017, Energi Baik Gas Bumi, Wujud PGN Sayang Ibu” di Kantor Kelurahan Sukamenanti Baru, Kecamatan Kedaton, Bandang Lampung, Sabtu (1/10/2016) lalu.

Meski sempat diguyur hujan, warga terlihat antusias menghadiri sosialisasi yang dilakukan oleh PGN ini. Dalam sosialisasi tersebut, PGN akan menggratiskan sebanyak 12 ribu pemasangan sambungan gas bumi bagi masyarakat menengah ke bawah. Program pemasangan instalasi gratis ini tentunya hasil kerjasama PGN dengan Pemerintah Kota Bandar Lampung.

Dalam sosialisasi yang digelar pada malam hari ini turut disajikan video  yang berkaitan dengan tips dan tata cara penggunaan gas bumi  di rumah, termasuk tata cara mengatasi jika gas mengalami kebocoran. Selain itu, sosialisasi tersebut juga menjelaskan kepada warga terkait manfaat yang diberikan gas bumi, yakni praktis, hemat hingga 50 persen dari gas LPG, serta lebih ramah lingkungan.

Salah seorang tim PGN, Findra Agustian menjelaskan perbedaan antara gas bumi dengan gas LPG. Ia mengungkapkan, sifat gas bumi bergerak ke atas karena beratnya lebih kecil dari udara. Hal inilah yang membuat gas bumi lebih aman dari LPG, di mana jika terjadi kebocoran, gas akan keluar bersama udara, sehingga lebih aman dan risiko kebakarannya sangat minim.

Findra juga menjelaskan terkait sistem aliran gas bumi dari pusat hingga sampai ke rumah tangga. Ia mencontohkan bahwa sistem ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan air pam. Sementara dari sisi harga, gas bumi PGN ini jauh lebih murah dari gas LPG. Jika warga memakai gas LPG 3 kg bisa menghabiskan sekitar 4 tabung gas, maka estimasi biaya yang dikeluarkan pun cukup besar, yakni mencapai Rp80 ribu. Namun, jika menggunakan gas bumi PGN, warga cukup membayar Rp33.400 dengan jumlah pemakaian yang sama.


Begitu juga jika warga memakai gas LPG 12 kg yang bisa mencapai Rp120 ribu, maka dengan beralih  menggunakan gas bumi, warga cukup membayar Rp57.600. Artinya, warga bisa menghemat hingga 50 persen jika menggunakan gas gumi PGN di rumah.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs si-nergi

Upaya PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dalam menambah jumlah pelanggan di Surabaya melalui program Sayang Ibu dan Jargas  menjadi kabar baik wargaarek-arek Suroboyo ini. Jika target ini terealisasikan, maka akan semakin banyak masyarakat di Kota Pahlawan tersebut yang merasakan berkah penggunaan gas bumi dari PGN ini.

Dipilihnya Surabaya untuk memperluas jaringan pipa gas bumi PGN ini sebenarnya tidak lepas dari kesiapan Kota Surabaya memenuhi persyaratan dasar dalam pembangunan jaringan gas, mulai dari tersedianya infrastruktur pipa, pasokan gas, hingga pasar. Hal ini pula yang menjadi alasan Surabaya dipilih menjadi daerahpercontohan pengembangan jaringan gas bumi untuk rumah tangga bagi kota-kota lain di Indonesia. Apalagi, pemerintah Kota Surabaya sendiri menegaskan siap menjadi pionir dalam pemanfaatan energi terbarukan ini.

Selain memenuhi persyaratan dasar dalam pembangunan jaringan gas, Pemkot Surabaya juga memiliki berbagai startegi dalam mengajak warganya agar mau melakukan konversi gas. Tidak hanya itu, Pemkot Surabaya juga mendorong penggunaan gas dengan cara mengajak warga yang belum menggunakan gas bumi mengunjungi Kampung Lontong untuk melihat langsung kelebihan dan manfaat pemakaian gas bumi PGN.

Jika melihat berbagai persiapan yang sudah dilakukan PGN yang bekerjasama dengan Pemerintah Kota Surabaya, rasanya target 28.500 rumah tangga di Surabaya dan Gresik mendapat pasokan gas bumi bukan menjadi sesuatu hal yang sulit. Apalagi jika melihat kondisi yang sudah ada, di mana sebanyak 14.838 rumah tangga sudah merasakan aliran energi baik dari PGN. 

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs si-nergi
Masih ingat dengan Kampung Lontong yang ada di  daerah Banyuurip, Surabaya. Kawasan yang dikenal sebagai sentra pembuatan lontong ini menjadi salah satu kawasan yang sudah merasakan manfaat pasokan gas bumi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Selain aman, dari sisi efisiensinya gas bumi PGN juga lebih murah dibandingkan LPG karena dipasok selama 24 jam nonstop. Hal ini membuat para pengrajin lontong di sana dapat lebih leluasa dalam berproduksi tanpa harus dibebani biaya produksi.

Masih di kawasan Surabaya, manfaat gas bumi PGN juga turut dirasakan para pelaku UMKM di Kota Pahlawan ini. Sebanyak 30 UMKM yang memproduksi kue dengan bahan bakar gas bumi mengaku sangat terbantu dengan pasokan gas bumi PGN karena dapat menghemat biaya bahan bakar.
Melihat berbagai manfaat yang sudah dirasakan masyarakat, khususnya di Surabaya tidak lantas membuat PGN berhenti berinovasi. Kini, melalui dua program, yaitu program Sayang Ibu dan Jargas, PGN terus memperluas jaringan pipa gas untuk memasok kebutuhan gas bumi dalam negeri. Program ini tentunya menjadi upaya PGN agar semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaat energi baik ini.

Melalui dua program ini, PGN pun menargetkan total sebanyak 28.500 rumah tangga di Surabaya dan Gresik mendapat pasokan gas bumi. Untuk program Sayang Ibu, PGN menargetkan penambahan sebanyak 4.500 pelanggan, sedangkan untuk program Jargas sebanyak 24 ribu pelanggan. Adapun untuk saat ini, sebanyak 14.838 rumah tangga sudah merasakan aliran gas bumi PGN.

Sekadar informasi, program Sayang Ibu dengan Jargas ini memiliki perbedaan. Program Sayang Ibu merupakan program dari PGN, di mana anggarannya mandiri dari PGN. Program Sayang Ibu sudah lama diluncurkan, yakni sejak Maret 2014 lalu di Perumnas Klender, Jakarta Timur. Program ini merupakan langkah PGN untuk meneruskan energi baik yang dimiliki oleh perusahaan plat merah tersebut ke seluruh konsumen gas di Indonesia.

Berbeda dengan program Sayang Ibu, Jargas merupakan penugasan dari pemerintah kepada PGN untuk pemasangan jaringan gas  ke rumah tangga. Anggaran yang digunakan pun berasal dari pemerintah. Untuk program Jargas, PGN juga mendapat dukungan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Dukungan ini tidak lepas dari Pemkot Surabaya sendiri yang menginginkan agar semua rumah tangga di sepanjang pipa gas PGN mendapat pasokan gas bumi PGN.


Jika melihat  menfaat yang sudah dirasakan oleh para pengguna gas bumi saat ini, yaitu Kampung Lontong dan pelaku UMKM, penambahan pelanggan gas yang dilakukan PGN ini tentu menjadi langkah yang tepat untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan energi terbarukan ini. Apalagi, pemerintah daeerahnya  turut mendukung program yang dilakukan, sehingga akan semakin banyak pula masyarakat yang merasakan manfaat gas bumi dari PGN ini.


Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs si-nergi