3 Alasan Hendri Prio Santoso Tetap Layak Jadi Dirut PGN

Leave a Comment
Awal April 2016 ini, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menyepakati adanya perubahan jajaran direksi dan komisaris baru, setelah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Beberapa nama baru muncul, namun ada juga nama-nama lama yang masih bertahan di tubuh PGN. Salahnya adalah nama Hendi Prio Santoso yang tetap menjabat sebagai Direktur Utama.

Ada beberapa alasan kenapa sosok Hendi Prio Santoso tetap layak menjadi Direktur Utama, yaitu sebagai berikut.

1.      Berhasil Mengatasi Krisis Ekonomi di Tubuh PGN

Sejak pertama kali diangkat sebagai Direktur Utama, Hendi Prio Santoso dihadapkan pada krisis ekonomi global serta masalah kebocoran gas yang menyebabkan harga saham PGN anjlok hingga 60 persen dalam kurun waktu Juni sampai Oktober 2008. Laba bersih tahun 2008 PGN juga ambrol 17,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi $65,9 juta. Hal ini, selain disebabkan oleh beban operasi yang naik sebesar 17,19 persen, juga lantaran adanya kenaikan rugi selisih kurs yang hampir mencapai lima kali lipat menjadi $260,9 juta.

Berkat tangan dingin Hendi Prio Santoso juga, penurunan laba bersih yang terjadi di tahun 2008, pada tahun 2009 laba PGN kembali melonjak 9 kali lipat lebih menjadi $603,4 juta dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar $65,9 juta. Hasilnya, sepanjang 2009 hingga 2013 pertumbuhan rata-rata per tahun laba bersih dan pendapatan PGN mencapai masing-masing 48,7 persen dan 20,8 persen.

2.      Memperbaiki Rating Utang PGN

Pada masa kepemimpinan Hendi Prio Santoso, PGN memperlihatkan perbaikan yang signifikan dalam hal rating utang. Hal itu tercermin dari naiknya peringkat PGN oleh Standard & Poor's, dari BB- di tahun 2007 menjadi BB+ di tahun 2011, artinya naik dua peringkat (notch). Fitch Rating juga menunjukkan tren yang sama, dari BB- pada 2006 menjadi BBB- pada 2011.

Selain itu, di bawah kepemimpinan Hendi Prio Santoso, harga saham PGN mengalami tren positif. Jika dibandingkan dengan indeks IHSG dan LQ45, return saham PGAS sejak awal 2008 hingga 23 Oktober 2014 lebih tinggi, yakni sebesar 92,05 persen. Return IHSG dan LQ45 sendiri masing-masing berada di level sekitar 86,84 persen dan 45,46 persen.

3.      Tata Kelola Perusahaan Baik Bikin Calo Gas Tak Berkutik

Sejak berada di bawah kepemimpinan Hendi Prio Santoso, PGN yang pada 2003 memilih menjadi perusahaan terbuka, kini menjelma menjadi perusahaaan yang dikenal bersih, bebas korupsi, dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Hal tersebut tidak lepas dari prinsip Hendi Prio Santoso yang terkenal dalam aksi memberantas calo di industri migas.

Hendi Prio Santoso juga menyusun kode etik karyawan yang diterbitkan sebagai “Kode Etik Karyawan” dan “Kode Etik Pimpinan”. Adanya kode etik tersebut memberikan catatan positif bagi PGN dalam membentuk prosedur dan peraturan terkait dalam berinteraksi. Melalui kode etik ini pula, diberikan panduan praktis tentang cara menangani konflik kepentingan, korupsi, suap, gratifikasi, dan manajemen informasi. Dengan demikian, calo gas tidak akan berkutik dan tidak punya celah untuk menyelusup dan mencampuri bisnis migas, terutama dengan karyawan dan pimpinan PGN.


Sumber:



Tulisan ini disumbangkan untuk situs Si-Nergi
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar