Setelah melakukan serangkaian kegiatan, Direktur
Utama PT. Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) bersama Menteri Energi Sumber Daya
Mineral (ESDM) Sudirman Said melakukan sesi tanya jawab dengan awak media
sebelum melanjutkan berkunjung ke salah satu industri pembuatan tahu tempe yang
mengguanakan gas bumi di Batam. Di depan awak media, Dirut PGN Hendi Prio
Santoso menyampaikan bahwa kegiatan yang dilakukan di Batam merupakan peresmian
pipa ruas Tanjung Uncang ke Panaran. Kegiatan tersebut merupakan ekstensi dari
pipa jaringan yang sudah ada di Kepulauan Batam, juga untuk melakukan
pengembangan pasar sampai ke potensi yang ada di Tanjung Uncang.
Hendi Prio Santoso mengatakan bahwa pembangunan
infrastruktur ini sesuai aspirasi pelayanan pemerintah untuk melayani masyarakat
yang nantinya paling bawah dulu, kemudian bisa dilakukan pengembangan
selanjutnya, bisa berkolaborasi juga dengan industri kelistrikan maupun
industri lainnya.
Melalui pembangunan infrastruktur ini, PGN memiliki
komitmen untuk mendukung seluruh kegiatan, baik industri manufaktur maupun
pelayanan terhadap seluruh masyarakat di Kepulauan Batam, dan di kabupaten
Bogor. Selain itu, PGN juga mengungkapkan kesiapannya untuk mengoperasikan dan
mengelola seluruh jaringan gas yang sudah dibangun pemerintah. Hal tersebut
karena PGN melihat pembangunan infrastruktur ini merupakan titik awal untuk
melakukan pelebaran infrastruktur yang diperlukan agar gas bumi produksi dalam
negeri dapat termanfaatkan secara optimal di negara sendiri, sehingga tujuan
kedaulatan energi dan kemandirian energi nanti akan bisa terlaksana.
Sementara itu, Menteri ESDM Sudirman Said memuji
usaha yang dilakukan PGN untuk menjadikan gas bumi sebagai energi masa depan.
Hal tersebut diungkapkan setelah dia menyaksikan langsung salah satu infrastruktur
yang ada di Batam. Menurutnya, infrastruktur yang dibuat PGN merupakan salah
satu fasilitas yang modern, bersih, dan world
class.
Menteri Sudirman Said juga mengungkapkan bahwa
kandungan gas bumi Indonesia cukup banyak. Artinya, dengan tingkat konsumsi dan
produksi saat ini, cadangan gas Indonesia masih cukup hingga 50 tahun ke depan.
Melihat kondisi tersebut, sebetulnya potensi untuk gas lebih baik daripada
terus bergantung pada minyak. Hal ini tidak lepas karena cadangan minyak sudah
semakin sedikit dan harganya mahal. Selain itu, secara konsumsi dan kebersihan,
gas lebih bersih dan efisien, serta harganya lebih murah.
Meski Indonesia memiliki cadangan gas bumi hingga 50
tahun ke depan, nyatanya hal tersebut masih mengalami sedikit problema, salah
satunya isu bahwa gas-gas indonesia lebih banyak yang diekspor daripada
digunakan di dalam negeri. Menanggapi isu ini, Menteri Sudirman Said menjelaskan alasan
tersebut dapat terjadi, yaitu karena
yang mendevelop gas di masa lalu selalu orientasinya ke luar. Artinya,
Indonesia belum punya satu visi yang besar bagaimana meningkatkan konsumsi gas
dalam negeri. Meski begitu, nyatanya
hingga saat ini gas bumi PGN justru sudah banyak dinikmati oleh masyarakat
dalam negeri, mulai dari perumahan, perhotelan, hingga kawasan industri,
Hal ini sesuai dengan apa yang diharapkan Menteri
Sudirman Said bahwa yang perlu dilakukan saat ini adalah bahwa semua harus
bergerak dan bekerja keras supaya gas dalam negeri sebagian besar diarahkan
untuk konsumsi domestik, tentu dengan tetap melayani kebutuhan ekspor untuk
keseimbangan, dan jawabannya adalah infrastruktur.
Tulisan
ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi
0 komentar:
Posting Komentar