Peresmian Infrastruktur Gas Di Batam: Cadangan Gas Bumi 50 Tahun Ke Depan dan Kesiapan PGN sebagai Pengelola (4 - Habis)

Leave a Comment
Setelah melakukan serangkaian kegiatan, Direktur Utama PT. Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) bersama Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said melakukan sesi tanya jawab dengan awak media sebelum melanjutkan berkunjung ke salah satu industri pembuatan tahu tempe yang mengguanakan gas bumi di Batam. Di depan awak media, Dirut PGN Hendi Prio Santoso menyampaikan bahwa kegiatan yang dilakukan di Batam merupakan peresmian pipa ruas Tanjung Uncang ke Panaran. Kegiatan tersebut merupakan ekstensi dari pipa jaringan yang sudah ada di Kepulauan Batam, juga untuk melakukan pengembangan pasar sampai ke potensi yang ada di Tanjung Uncang.
Hendi Prio Santoso mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur ini sesuai aspirasi pelayanan pemerintah untuk melayani masyarakat yang nantinya paling bawah dulu, kemudian bisa dilakukan pengembangan selanjutnya, bisa berkolaborasi juga dengan industri kelistrikan maupun industri lainnya.
Melalui pembangunan infrastruktur ini, PGN memiliki komitmen untuk mendukung seluruh kegiatan, baik industri manufaktur maupun pelayanan terhadap seluruh masyarakat di Kepulauan Batam, dan di kabupaten Bogor. Selain itu, PGN juga mengungkapkan kesiapannya untuk mengoperasikan dan mengelola seluruh jaringan gas yang sudah dibangun pemerintah. Hal tersebut karena PGN melihat pembangunan infrastruktur ini merupakan titik awal untuk melakukan pelebaran infrastruktur yang diperlukan agar gas bumi produksi dalam negeri dapat termanfaatkan secara optimal di negara sendiri, sehingga tujuan kedaulatan energi dan kemandirian energi nanti akan bisa terlaksana.
Sementara itu, Menteri ESDM Sudirman Said memuji usaha yang dilakukan PGN untuk menjadikan gas bumi sebagai energi masa depan. Hal tersebut diungkapkan setelah dia menyaksikan langsung salah satu infrastruktur yang ada di Batam. Menurutnya, infrastruktur yang dibuat PGN merupakan salah satu fasilitas yang modern, bersih, dan world class.
Menteri Sudirman Said juga mengungkapkan bahwa kandungan gas bumi Indonesia cukup banyak. Artinya, dengan tingkat konsumsi dan produksi saat ini, cadangan gas Indonesia masih cukup hingga 50 tahun ke depan. Melihat kondisi tersebut, sebetulnya potensi untuk gas lebih baik daripada terus bergantung pada minyak. Hal ini tidak lepas karena cadangan minyak sudah semakin sedikit dan harganya mahal. Selain itu, secara konsumsi dan kebersihan, gas lebih bersih dan efisien, serta harganya lebih murah.
Meski Indonesia memiliki cadangan gas bumi hingga 50 tahun ke depan, nyatanya hal tersebut masih mengalami sedikit problema, salah satunya isu bahwa gas-gas indonesia lebih banyak yang diekspor daripada digunakan di dalam negeri. Menanggapi isu ini, Menteri  Sudirman Said menjelaskan alasan tersebut  dapat terjadi, yaitu karena yang mendevelop gas di masa lalu selalu orientasinya ke luar. Artinya, Indonesia belum punya satu visi yang besar bagaimana meningkatkan konsumsi gas dalam negeri.  Meski begitu, nyatanya hingga saat ini gas bumi PGN justru sudah banyak dinikmati oleh masyarakat dalam negeri, mulai dari perumahan, perhotelan, hingga kawasan industri,
Hal ini sesuai dengan apa yang diharapkan Menteri Sudirman Said bahwa yang perlu dilakukan saat ini adalah bahwa semua harus bergerak dan bekerja keras supaya gas dalam negeri sebagian besar diarahkan untuk konsumsi domestik, tentu dengan tetap melayani kebutuhan ekspor untuk keseimbangan, dan jawabannya adalah infrastruktur.


Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar