Infografis: Mujahid Alawy (Si-Nergi.id) |
Perlu diketahui, ketika masuk PGN, Hendi Prio
dihadapkan pada krisis ekonomi global serta masalah kebocoran gas yang
menyebabkan harga saham PGN anjlok hingga 60 persen dalam kurun waktu Juni
sampai Oktober 2008. Laba bersih tahun 2008 PGN juga ambrol 17,31 persen
dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi $65,9 juta. Hal ini, selain disebabkan
oleh beban operasi yang naik sebesar 17,19 persen, juga lantaran adanya
kenaikan rugi selisih kurs yang hampir mencapai lima kali lipat menjadi $260,9
juta.
Masih pada 2008, PGN mengubah pencatatan laporan
keuangannya dari rupiah menjadi dolar AS. Jika dihitung dalam mata uang rupiah,
penurunan laba bersih di tahun 2008 tercatat sebesar 45,58 persen. Namun, di
tahun 2009 laba PGN kembali melonjak 9 kali lipat lebih menjadi $603,4 juta
dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar $65,9 juta. Kenaikan ini didorong
sejumlah upaya transformasi besar-besaran di tubuh PGN, di antaranya Dewan
Direksi yang mempersiapkan strategi jangka panjang PGN 2010-2020, serta
Organisasi direstrukturisasi yaitu dengan membentuk divisi koordinasi unit-unit
bisnis strategis (SBU) dengan kantor pusat.
Hasilnya, sepanjang 2009 hingga 2013 pertumbuhan
rata-rata per tahun laba bersih dan pendapatan PGN mencapai masing-masing 48,7
persen dan 20,8 persen. Pertumbuhan pendapatan serta laba bersih tersebut tidak
lepas dari terus bertumbuhnya bisnis PGN di sektor distribusi dan juga
transmisi pipa gas. Volume penyaluran distribusi gas di tahun 2009 meningkat
sebesar 37 persen menjadi 792,07 mmscfd, dibandingkan tahun sebelumnya yang
sebesar 577,88 mscfd.
Volume penyaluran distribusi dan transmisi gas PGN
pada tahun 2013 juga meningkat masing-masing sebesar 42 persen dan 12,64 persen,
dibandingkan pada 2008. Jika dihitung rata-rata, selama kurun 2008-2013,
pertumbuhan distribusi dan transmisi gas per tahun masing-masing mencapai 11,8
persen dan 2,5 persen. Tidak hanya itu, Hendi Prio juga berhasil
meningkatkan kontribusi penggunaan gas PGN di segmen pelanggan sektor industri.
Pada masa kepemimpinan HendiPrio, PGN memperlihatkan perbaikan yang signifikan dalam hal rating utang.
Hal itu tercermin dari naiknya peringkat PGN oleh Standard & Poor's, dari BB- di
tahun 2007 menjadi BB+ di tahun 2011,
artinya naik dua peringkat (notch). Selain itu, Fitch Rating
juga menunjukkan tren yang sama, dari BB- pada 2006 menjadi BBB- pada 2011.
Terakhir, masa kepemimpinan Hendi Prio, harga saham
PGN juga mengalami tren positif. Jika dibandingkan dengan indeks IHSG dan LQ45, return saham PGAS sejak awal 2008 hingga 23
Oktober 2014 lebih tinggi, yakni sebesar 92,05 persen. Return IHSG dan LQ45 sendiri masing-masing
berada di level sekitar 86,84 persen dan 45,46 persen.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar