Qurban, Teman, dan Kenangan

Leave a Comment
Secara bahasa, qurban berasal dari kata qaruba atau qarib yang artinya (men)dekat. Sebelumnya saya ingin meminta maaf jika tulisan ini lebih banyak mencurahkan isi hati (rentan Baper).  Ada banyak sekali cerita yang sebetulnya ingin saya tuliskan, baik itu menjelang maupun saat perayaan Hari Raya Idul Adha. Namun, dari sekian banyaknya cerita tersebut, saya memilih tiga yang akan saya ceritakan. Ketiga cerita ini menurut saya pribadi menjadi wujud makna dari kata qurban yang sesungguhnya.

Cerita pertama datang satu hari menjelang Idul Adha. Salah seorang dari teman saya saat itu ditinggal nikah dengan wanita yang selama ini dia idamkan. Saya tidak tahu alasannya kenapa, tetapi yang jelas sebagai seorang sahabat dan orang yang (juga) pernah mengalami masa seperti itu, saya bisa merasakan betul apa yang teman saya rasakan. Selain itu, sebagai seorang sahabat, saya bersama teman yang lain berusaha menghibur, mulai dari mengajak nongkrong hingga  karaoke-an. Alhasil, malam itu saya menginap di rumah salah satu teman saya.

Peristiwa yang terjadi pada teman saya ini mengingatkan saya dengan perkataan Sudjiwo Tedjo “menikah adalah nasib, mencintai adalah takdir, kau bisa berencana menikah dengan siapa, tetapi kau tidak bisa merencanakan cintamu untuk siapa”. Selain itu, peristiwa yang menimpa teman saya ini pula membuat jalinan persahabatan dengan teman saya ini  berada pada titik yang begitu dekat. Secara tidak langsung arti (men)dekat dari kata qurban dengan perayaan Idul Adha tahun ini menjadi hikmah tersendiri bagi persahabatan saya dan teman-teman. Kami menjadi begitu dekat.

Hari raya Idul Adha yang baru saja kita lewati juga menghadirkan kenangan saya kepada ibu. Ini adalah tahun pertama saya dan keluarga menjalani Idul Adha tanpa kehadiran sosok ibu. Salah satu kenangan yang begitu terasa adalah saat perayaan Idul Adha tahun lalu. Ketika itu ibu saya mengajak anak-anaknya (termasuk saya) untuk mulai menabung. Uang hasil tabungan nanti akan digunakan membeli sapi untuk di-qurban-kan pada Idul Adha tahun depan (tahun ini). Sayangnya, belum sempat rencana itu dijalankan, ibu saya lebih dulu pulang ke hadapan Illahi. Secara tidak langsung, hikmah qurban tahun ini bagi saya pribadi (men)dekat-kan kenangan sekaligus keinginan ibu saya yang belum sempat tercapai.

Sementara itu, cerita lain dari perayaan Idul Adha tahun ini adalah pada pelaksanaan qurban itu sendiri. Sedikit berbeda dari dua cerita sebelumnya, namun masih berkaitan dengan momen Idul Adha. Pada Hari Raya Idul Adha tahun ini, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menyerahkan hewan qurban di berbagai wilayah di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang menjadi tempat jaringan gas bumi PGN berada.

Sebanyak 143 hewan qurban disumbangkan PGN ke 70 lokasi yang tersebar di wilayah Medan, Sumatera Utara. Hewan qurban yang diserahkan terdiri atas 11 sapi dan 132 kambing. Penyerahan hewan qurban juga dilakukan di wilayah Batam. Sebanyak 42 ekor hewan qurban yang terdiri atas 4 ekor sapi dan 38 ekor kambing diserahkan PGN area Batam.

Penyerahan hewan qurban untuk masyarakat ini menjadi bukti kepedulian PGN terhadap sesama. Bukti kepedulian PGN kepada masyarakat sebetulnya sudah dapat kita lihat dari penyaluran gas bumi ke wilayah-wilayah Indonesia. Hal ini dapat kita lihat untuk wilayah Medan dan Batam. Di Medan, PGN telah memasok gas bumi PGN telah memasok gas bumi ke 20.085 pelanggan, yang terdiri dari 45 industri besar, 436 usaha kecil menengah, 61 usaha komersial seperti cafe dan restoran serta hotel, dan 19.543 rumah tangga. Penyaluran gas bumi di Medan berjalan dengan baik dan lancar. Pelanggan yang menggunakan gas bumi PGN merasakan penghematan yang cukup signifikan, mudah dalam penggunaanya dan aman. Sementara untuk wilayah Batam, PGN telah menyalurkan gas bumi ke berbagai segmen pelanggan, mulai dari pembangkit listrik, industri, komersial, sosial dan rumah tangga.

Selain sebagai bentuk kepedulian PGN, jika kita lihat dari sudut pandang sosial, penyerahan hewan qurban ini juga mencerminkan rasa kepekaan PGN untuk berbagi kepada sesama. Dalam arti yang lebih luas, penyerahan hewan qurban yang dilakukan PGN ini menjadi wujud pemaknaan dari kata qurban itu sendiri, yakni bukan hanya (men)dekat-kan diri kepada Sang Khalik tetapi juga kepada masyarakat  sebagai makhluk sosial.

Tulisan disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi

Sumber:

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar