Interaksi Budaya Dalam Sebuah Pameran Lukisan

Leave a Comment
Seni adalah bahasa
Pemersatu antar bangsa
Seni indah dan mulia
Suci, murni, tiada dosa

Sepenggal lirik lagu “Seni” yang diciptakan sekaligus dinyanyikan oleh Raja Dangdut Rhoma Irama memang cukup tepat. Sejauh bangsa ini berjalan, seni memiliki peran yang cukup signifikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Contoh sederhana, interaksi budaya di suatu negara tidak lepas dalam lingkup seni. Seni memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sebab seni selalu merekam setiap kejadian. Seni dapat menjadi media ekspresi yang cukup tepat untuk mengungkapkan pikiran atau perasaan.

Sayangnya, di tengah dinamika kehidupan yang semakin dinamis, apresiasi terhadap seni masih tergolong rendah. Bahkan, kegiatan seni masih terpinggirkan dan dianggap tidak memberikan manfaat. Padahal, melalui seni seseorang dapat lebih memahami dan menghayati nilai-nilai kehidupan.

Hal ini mendorong Pemerintah Indonesia untuk lebih menghadirkan seni di tengah-tengah masyarakat. Memanfaatkan momentum peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71, Pemerintah  Indonesia menggelar Pameran Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, pada 1 hingga 30 Agustus 2016.

Berdasarkan data yang dihimpun dari laman presiden.go.id, sedikitnya ada 15.000 item koleksi benda-benda seni yang ada di Istana Kepresidenan, termasuk lukisan. Ada 28 lukisan karya 21 pelukis dipamerkan. Lukisan-lukisan yang dipamerkan merupakan koleksi Istana Kepresidenan Jakarta (Istana Negara dan Istana Merdeka), Istana Bogor, Istana Cipanas, dan Istana Yogyakarta.

Pada pagelaran tersebut, masyarakat umum dapat menyaksikan langsung koleksi lukisan-lukisan karya maestro Indonesia, seperti Affandi, Basoeki Abdullah, Sodjojono, Raden Saleh, Diego Rivera, Lee Man Fong, Gambiranom Suhardi, Hendra Gunawan, Henk Ngantung, Ida Bagus Made Nadera, termasuk lukisan karya Presiden Soekarno.

Terselenggaranya pameran koleksi lukisan Istana Kepresidenan ini tidak lepas dari kerjasama antara aparatur pemerintah, mulai dari kementerian, Badan Ekonomi Kreatif, serta Mandiri Art yang berupaya memberikan penghargaan kepada karya-karya besar yang dimiliki Indonesia.

Adanya pameran koleksi seni rupa ini tentunya menjadi representasi dari berbagai dimensi kehidupan negara bahwa tidak melulu sebagai tempat kerja seorang presiden dalam mengurus dan mengatur negara. Lebih dari itu, dimensi kehidupan negara juga mencakup kehidupan budaya bangsa. Hal ini yang disadari Presiden Soekarno yang turut menciptakan ruang budaya di Istana Negara. Sementara Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyadari sisi kultural yang dihadirkan Presiden Soekarno. Melalui pameran lukisan koleksi Istana Negara ini menjadi penegasan kembali pernyataan dirinya (Presiden Jokowi) yang mengatakan bahwa istana adalah milik bangsa dan segala sesuatu yang ada di wilayah istana merupakan milik rakyat.

Melalui pameran koleksi seni pula, selain menegaskan kembali pernyataan Presiden Jokowi  bahwa rakyat berhak menikmati seluruh koleksi seni yang dimiliki Istana Negara, juga menjadi upaya untuk memuliakan seni-budaya. Sebab, dari seni dan budaya bersumber keluhuran akhlak dan jiwa yang baik.

Sumber:

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar