PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, awal April
2016 ini akan menambah 8 kargo gas untuk
fasilitas penyimpanan dan regasifikasi terapung Floating Storage and RegasificationUnits (FSRU) Lampung. Penambahan volume ini untuk mendukung pemenuhan kebutuhan gas bumi bagi pelanggan PGN di Jawa bagian
barat dan Sumatera bagian selatan.
Sebenarnya, penambahan volume ini sudah direncanakan
PT PGN sejak tahun lalu. Hal tersebut karena melihat peningkatan permintaan gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) yang cukup
signifikan sejak awal Oktober 2015 seiring upaya pemerintah yang semakin
menggalakkan program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas.
Awalnya, FSRU Lampung yang dikelola PT PGN LNGIndonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sejak awal tahun 2015
sempat tidak bisa menyalurkan gasnya, karena tidak ada yang membeli. Adapun
pembeli terbesarnya, yakni PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) tidak mau
mengambil gas dari FSRU Lampung karena harganya yang terlalu mahal.
Padahal, PLN sudah berkomitmen untuk menyerap
belasan kargo gas dari FSRU Lampung tersebut. Pasokan gas ini
untuk tiga pembangkit PLN di Lampung, yaitu pembangkit listrik Sri Bawono,
Sutami dan Tarahan, dengan kebutuhan sekitar 45 juta kaki kubik per hari
(MMSCFD). Namun, akibat turunnya harga minyak dunia, pembangkit gas dinilai
tidak efisien. Akhirnya pembangkit gas dijadikan solusi terakhir yang digunakan
PLN setelah batu bara dan minyak yang lebih murah.
Kini, nampaknya permasalahan yang terjadi di awal
berdirinya FSRU Lampung ini perlahan kian teratasi. Hal tersebut dapat dilihat
pada tahun ini, di mana awal April hingga akhir tahun, FSRULampung akan menerima dan menyalurkan 8 kargo atau setara 1,1 juta meter kubik
LNG. Selain itu, FSRU Lampung yang tadinya sempat kebingungan mencari pembeli,
kini keberadaannya justru sangat mendukung pemanfaatan sumber gas di luar
wilayah Indonesia bagian barat untuk dimanfaatkan bagi kebutuhan gas bagi
Sumatera bagian selatan dan Jawa bagian barat.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar