Infografis: Mujahid Alawy (http://bit.ly/1M5jEGI) |
Limbah industri dan limbah rumah tangga yang tidak
terkelola dengan baik membuat sumber-sumber air tidak dapat digunakan secara
maksimal. Tak dapat dipungkiri, Potensi industri telah memberikan
sumbangan bagi perekonomian Indonesia melalui barang produk dan jasa yang
dihasilkan, namun di sisi lain pertumbuhan industri telah menimbulkan masalah
lingkungan yang cukup serius. Memang upaya mengatasi persoalan limbah industri
ada, namun yang dilakukan sejauh ini baru sebatas melakukan pengelolaan air
limbah industrinya melalui perencanaan proses produksi yang efisien
sehingga mampu meminimalkan limbah buangan industri dan upaya pengendalian
pencemaran air limbah industrinya melalui penerapan installasi pengolahan air
limbah. Belum sampai pada tahap bagaimana memanfaatkan limbah industri dapat
dimanfaatkan secara ortimal, salah satunya menjadi energi alternatif.
Sebuah artikel yang diterbitkan di Scientific Report pernah merincikan
hasil temuan mereka yang menangkap energi dari limbah yang ada, sehingga
berpotensi membuat fasilitas pengolahan lebih hemat energi. Adalah Xue Yang
Feng dan Jason He, dua peneliti yang berhasil menelusuri bakteri hingga
keduanya menemukan hubungan kerja antara dua substrat tertentu menghasilkan
lebih banyak energi daripada dilakukan secara terpisah. Penemuan tersebut juga
membantu mengungkap misteri mengenai begaimana bakteri yang aktif secara
elektrokimia menciptakan energi.
Selain itu, dengan menelusuri bakteri tersebut, menjadi bagian utama untuk
mulai menghasilkan listrik secara berkelanjutan. Hal ini juga merupakan langkah
menuju tren yang berkembang untuk membuat pusat-pusat pengolahan air limbah
mandiri. Bayangkan jika hasil dari penemuan ini dapat diterapkan di Indonesia,
tentunya dapat mengatasi persoalan limbah industri yang selama ini terjadi.
Perlu diketahui, persoalan limbah industri selalu menghadirkan perbedaan
pendapat yang belum mencapai pangkal ujungnya.
Bagi Industri yang terbiasa dengan memaksimalkan profit dan
mengabaikan usaha pengelolaan limbah agaknya bertentangan dengan akal sehat
mereka, karena mereka beranggapan bahwa menerapkan instalasi pengolahan air
limbah berarti harus mengeluarkan biaya pembangunan dan biaya operasional yang
mahal. Di pihak lain timbul ketidakpercayaan masyarakat bahwa industri akan dan
mampu melakukan pengelolaan limbah dengan sukarela mengingat banyaknya
perusahaan industri yang dibangun di sepanjang aliran sungai, dan membuang air
limbahnya tanpa pengolahan.
Sekali lagi, jika Indonesia bisa memanfaatkan hasil penemuan yang dilakukan
Xue Yang Feng dan Jason He ini, sedikit banyak dapat mengatasi persoalan yang
selama ini terjadi. Pabrik industri dapat memanfaatkan metana dari padatan dalam
limbah, sehingga memungkinkan mereka menghasikan energi secara mandiri. Selain
itu, tentunya dalam jangka panjang, ini akan menjadi alternatif atas persoalan energi yang ada di Indonesia.
Sumber:
Tulisan ini disumbangkan untuk
jadi artikel situs Si-Nergi
0 komentar:
Posting Komentar