Sumber foto: ilustrasi |
Sejauh ini memang belum ada industri di dunia yang fokus mengembangkan thorium sebagai energi alternatif. Namun, kini banyak negara di
seluruh dunia mulai mempertimbangkan rencana untuk menggunakan thorium sebagai
pembangkit listrik tenaga nuklir. Hal ini karena keamanan dan ketersediaan
bahan baku thorium lebih banyak di banding uranium. Jumlah thorium di kulit bumi
diperkirakan sekitar empat kali lebih banyak dari uranium. Bahkan sebagai
perbandingan, 1 kilogram thorium akan menghasilkan energi yang setara dengan
yang dihasilkan oleh 300 kilogram uranium atau 3,5 juta kilogram batu bara,
tentunya tanpa
efek lingkungan dari batu bara di atmosfir atau risiko yang berhubungan dengan
limbah uranium.
Sementara dari sisi keamanannya, thorium jelas lebih aman dibanding
uranium. Thorium menghasilkan limbah 90% lebih sedikit dibanding uranium, dan
hanya membutuhkan sekitar 200 tahun untuk menyimpan limbahnya, sedangkan uranium
butuh waktu hingga 10.000 tahun untuk menyimpan limbahnya. Selain itu, uranium
merupakan unsur yang dapat membelah diri setelah bereaksi nuklir. Reaksi
uranium akan menghasilkan plutonium, yakni hal yang biasa digunakan dalam dunia
persenjataan. Berbeda dengan thorium
yang memiliki sifat tidak dapat membelah diri. Thorium hanya akan membelah diri
apabila direaksikan dengan neutron terlebih dahulu. Sifatnya yang tidak bisa
membelah diri, maka thorium tidak dapat menghasilkan plutonium. Artinya
penggunaan thorium aman karena tidak ada pemanfaatan untuk persenjataan.
Perlu
diketahui bahwa reaktor thorium sebenarnya sudah diteliti dan dikembangkan
sejak 1970. Namun pemerintah Amerika Serikat saat itu lebih memilih uranium dibanding
thorium sebagai bahan bakar nuklir karena perang dingin dan limbah plutonium
dari senjata, banyak proyek berbasis thorium dihentikan. Terkait thorium, sumber
daya thorium sangat berlimpah, jauh lebih banyak daripada uranium. Australia menjadi
negara yang memiliki cadangan thorium terbesar di dunia, diikuti oleh India. Sementara
pemerintah Vietnam, India, dan Malaysia sudah menggunakan Thorium sebagai
sumber energi alternatif bagi industri mereka.
Sumber:
Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi
0 komentar:
Posting Komentar