Infografis: Mujahid Alawy (http://bit.ly/1MYAgue) |
Selesai dengan permasalahan terkait nama, saya
melanjutkan rasa penasaran dengan mencari tahu alasan kenapa thorium ini
digadang-gadang sebagai energi alternatif. Memangnya sehebat apa sih thorium ini.
Berdasarkan data yang saya himpun, sedikitnya ada
beberapa informasi penting terkait si thorium ini. Thorium merupakan salah satu
bahan bakar yang memiliki densitas energi terpadat. Bahkan, 1 ton thorium yang
besarnya seperti bola basket dapat menjadi bahan bakar pembangkit listrik
berdaya 1000 MW selama 1 tahun.
Selesai sampai di sini? Belum.
Energi thorium ini juga merupakan sumber energi yang
bersih, ia mampu menghasilkan limbah nuklir yang sangat kecil, tidak dapat dipersenjatai,
tidak mengeluarkan emisi apapun, dan murah meriah. Melihat banyaknya manfaat
yang di tawarkan thorium, saya memahami kenapa banyak negara mulai mempertimbangkan
energi yang satu ini sebagai energi alternatif. Namun, pertanyaan baru justru
muncul di benak saya. Kalau negara lain mulai mempertimbangkan thorium sebagai
energi alternatif, lantas bagaimana dengan Indonesia. Bukankah penolakan pada
rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir saja masih banyak terjadi.
Menurut data yang saya lansir dari situs resmi Badan
Tenaga Nuklir Nasional (Batan), pembahasan tentang pemanfaatan thorium sebagai
bahan bakar reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir juga santer di Indonesia. Bahkan,
di sana dijelaskan bahwa kandungan thorium di Indonesia melimpah. Namun, ada
yang menganggu di benak saya. Mungkinkah Indonesia memiliki Pembangkit Listrik
Tenaga Thorium (PLTT). Sementara seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa
penolakan terhadap rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir saja
masih banyak terjadi, baik di kalangan masyarakat maupun di kalangan pejabat.
Seperti yang dilansir dalam detikFinance, Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional
(Batan), Djarot Sulistio Wisnubroto, mengungkapkan bahwa secara teori memungkinkan
jika Indonesia memiliki PLTT, meski ia mengakui bahwa implementasinya sulit.
Hal tersebut karena sampai saat ini belum ada satu negara pun di dunia yang
mengoperasikan PLTT. Namun, kita juga perlu berbahagia karena cadangan thorium
di Indonesia 4 kali lipat dari cadangan uranium. Ini mengindikasikan bahwa kita
memiliki sumber daya yang cukup banyak.
Selain itu, yang patut kita syukuri bahwa saat ini
Batan bekerja sama dengan PT. TIMAH membuat Pilot
Plan pemisahan antara uranium, thorium, dengan unsur Logam Tanah Jarang
(LTJ) di Muntok, Bangka Selatan. Selain itu, Batan juga mempunyai
program pembangunan Reaktor Daya Eksperimen (RDE) berkapasitas 10 MW yang
diharapkan dapat menggunakan thorium sebagai bahan bakarnya selain menggunakan
uranium. RDE dibangun selain sebagai penelitian juga untuk membuktikan kepada
masyarakat bahwa bangsa Indonesia mampu membangun dan mengoperasikan reaktor
secara aman. Kita sebagai masyarakat dan warga negara yang baik tentunya harus
mendukung program ini, sehingga keinginan Indonesia untuk memiliki sumber
tenaga listrik yang melimpah, aman, dan murah meriah bukan lagi khayalan semata.
Sumber:
Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situ
Si-Nergi
0 komentar:
Posting Komentar