Akhir-akhir ini, saya memang banyak
membicarakan tentang PT Perusahaan Gas Negara
(PGN) Tbk,
mulai dari energi baik, energi baru dan terbarukan, sampai terobosan-terobosan
yang sudah dilakukan PGN dalam memanfaatkan sumber energi, termasuk dalam
memanfaatkan energi alternatif. Namun demikian, dari sekian banyak tulisan saya
tentang PGN, belum pas rasanya jika saya membicarakan capaian yang dilakukan
PGN, tanpa membicarakan orang-orang yang berada di balik layar dalam
pengelolaan PGN ini. Apalagi baru-baru ini telah terjadi perombakan di tubuh
PGN, baik di jajaran komisaris maupun direksi.
Beberapa hari lalu, dilansir dari detik finance, Pemegang saham PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk menggelar Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Dalam rapat tersebut, disepakati
adanya perombakan jajaran direksi dan komisaris. Meski ada beberapa nama yang
terpental, namun ada juga nama-nama yang masih bertahan.
Dalam RUPST tersebut, nama Deputi BUMN,
yakni Fajar Harry Sampurno duduk sebagai Komisaris Utama menggantikan Iman
Sugema yang menjabat sejak April 2015. Selain Iman Sugema, nama M. Zamkhani
juga sudah tidak ada di jajaran komisaris. Dia digantikan oleh Kiswodarmawan,
sedangkan nama-nama seperti Mohamad Ikhsan, Tirta Hidayat, dan Paiman Raharjo
masih tetap duduk sebagai dewan komisaris. Artinya, hanya ada dua nama yang
berubah untuk posisi komisaris.
Adapun untuk dewan direksi, beberapa nama juga sudah
tidak lagi menjabat di PGN, seperti Direktur Pengusahaan Jobi Triananda Hadjim,
Direktur Teknologi dan Pengembangan Djoko Saputro, serta Direktur
Keuangan Mochtar Riza Pahlevi Tabrani. Posisi mereka digantikan oleh Dilo Seno
Widagdo, Danny Praditya, serta Nusantara Suyono. Sementara nama-nama, seperti
M. Wahid Sutopo dan Hendi Kusnadi masih berada di daftar jajaran direksi, serta
nama Hendri Prio Santoso masih duduk sebagai Direktur Utama PGN.
Sumber:
Tulisan ini
disumbangkan untuk situs Si-Nergi
0 komentar:
Posting Komentar