Sesuai yang pernah saya tulis sebelumnya bahwa akan ada
lagi kapal-kapal lain yang berlayar mengangkut Liquefield Natural Gas (LNG) menuju Fasilitas Floting Storage and Regasification Unit (FSRU) Lampung selama tahun
2016 ini. Kapal yang saya ibaratkan seperti Sunny
Go milik kru Mugiwara No Luffy dalam
serial One Piece baru-baru ini telah
selesai mengarungi lautan untuk kembali mengantarkan satu kargo (sekitar
137.700 meter kubik) LNG atau gas bumi cair dari Kilang Tangguh - Papua menuju
FSRU Lampung. Pelayaran kargo LNG ini menggunakan kapal Tangguh Towuti dan telah sampai pada 4 September lalu. Perlu
diketahui, ini adalah pelayaran kelima kapal tersebut mengantarkan LNG dari
delapan kargo yang akan dikirim selama 2016 ini.
Pelayaran kapal dalam mengangkut LNG ini yang membuat saya selalu membayangkan serial One
Piece dengan FSRU Lampung. Saya membayangkan bahwa kapal yang berlayar itu adalah Sunny Go, kapal kedua milik kru Mugiwara No Luffy. Kapal yang membawa
Luffy dan kawan-kawannya menuju “era baru”. Begitu juga dengan kapal yang tiba di FSRU Lampung
membawa LNG ini. Kapal ini bagi saya juga membawa era baru,
yaitu era di mana masyarakat di Indonesia
tidak perlu lagi takut dengan cadangan minyak bumi yang semakin menipis. Era di
mana daerah di Indonesia tidak perlu lagi takut kekurangan listrik. Era yang
dimulai salah satunya dengan adanya FSRU Lampung ini.
Sama halnya
dengan perjalanan yang dilakukan kru Mugiwara
No Luffy dalam mengarungi “dunia baru” yang menghadapi berbagai tantangan,
FSRU Lampung pun sempat merasakan berbagai persoalan, salah satunya sempat
mangkrak selama tujuh bulan di tahun 2015. Namun, berbagai persoalan tersebut
kini perlahan mulai teratasi. Sebaliknya, FSRU Lampung yang sebelumnya sempat
“mati suri”, kini bakal menjadi alternatif bagi PT PerusahaanGas Negara Tbk (PGN) dalam upaya memenuhi kebutuhan gas bumi bagi pelanggan PGN
di Jawa bagian barat dan Sumatera bagian selatan. Hal ini tidak lepas dari upaya
yang dilakukan PGN dalam memaksimalkan keberadaan FSRU Lampung untuk mendukung
penyerapan produksi gas bumi dalam negeri dan dapat menekan impor gas bumi
Indonesia.
Sekadar informasi, sebelum disalurkan LNG terlebih dahulu
mengalami proses regasifikasi (mengubah dalam bentuk cair ke gas). Nantinya,
dari FSRU Lampung gas tersebut mengalir melalui pipa bawah laut menuju stasiun
penerima di Labuan Maringgai yang terhubung dengan pipa South Sumatera West
Java (SSWJ), sehingga gas tersebut dapat didistribusikan ke pelanggan PGN di
Jawa bagian barat dan Sumatera bagian selatan.
Penting juga
untuk diketahui bahwa FSRU ini merupakan sebuah terminal terapung yang di
dalamnya dilengkapi dengan fasilitas untuk menampung LNG dan fasilitas untuk
mengubah LNG menjadi gas (regasifikasi). Adapun untuk FSRU Lampung sendiri
diresmikan pada 7 April 2014 lalu ini memiliki dimensi LOA 294 meter, luas 66
meter, dan kedalaman 26 meter. Selanjutnya untuk berat FSRU Lampung di dalam
air laut adalah 81.900 ton dengan memiliki kapasitas penampung LNG 170.000
meter kubik dan kemampuan regasifikasi 240 MMSCFD (juta kaki kubik per
hari). FSRU Lampung terletak di lepas pantai, yang berjarak sekitar 21 km dari
Labuhan Maringgai, Lampung.
Tulisan ini
disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar