Pagi kemarin, Kamis (21/9), saya
melihat informasi yang cukup manarik di salah satu stasiun tv swasta. Informasi tersebut memuat tentang anak-anak muda Indonesia yang sukses menjalankan wirausaha. Informasi ini
menjadi menarik bagi saya karena di tengah masih banyaknya anak muda yang baru
lulus pendidikan hanya terpaku pada satu titik, mencari kerja. Padahal ada
peluang yang lebih besar untuk menjadi sukses di usia remaja, yakni dengan
berwirausaha.
Masih dalam tersebut, ada satu
nama yang semakin menarik minat saya untuk menonton. Christopher Farrel
Millenio Kusuma, tak menyangka mendapat penganugerahan finalis best of the best dalam Wirausaha Muda Mandiri
(WMM) 2018. Remaja usia 18 tahun yang akrab disapa Farrel ini juga menjadi
peserta termuda dalam Wirausaha Muda Mandiri 2018 dan menyabet juara pertama
bidang teknologi digital dengan menciptakan software ‘Kecilin’.
Idenya membuat penelitian di
bidang data compression memikat para juri Wirausaha Muda Mandiri 2018 yang
terdiri dari para pejabat Bank Mandiri, instansi pemerintah, prakstasi atau
pengusaha, akademisi, serta jurnalis.
Farrel menciptakan software bernama ‘Kecilin’ yang bisa
mengecilkan data hingga 99,95 persen dari 16 Gb menjadi 3 Mb tanpa mengubah
kualitas dan resolusi file. Idenya untuk membuat software ini berangkat dari
keprihatinannya dengan saudara-saudara kita yang ada di ujung timur Indonesia,
seperti Papua yang masih sulit mendapat akses internet untuk sekadar
mendownload data-data yang dibutuhkan, seperti video pendidikan maupun
pembelajaran.
Melalui software yang dia ciptakan, Farrel berharap dapat membantu masyarakat,
khususnya di daerah-daerah masih sulit mendapat akses internet maupun yang akses
internetnya terbatas dapat terbantu dengan adanya software ‘Kecilin’ ini.
Upaya Farrel untuk menciptakan software ini bukan tidak mengalami
berbagai tantangan. Penelitian yang dilakukannya sejak duduk dibangku XI SMA di
Yogyakarta ini sempat menemui berbagai kegagalan. Proposal penelitiannya sempat
ditolak sebanyak 11 kali pada ajang kompetisi di Indonesia. Namun, Farrel tidak
menyerah. Berkat usaha yang tak kenal lelah, Farrel akhirnya diundang oleh
perusahaan raksasa di Amerika Serikat Google hingga akhirnya memenangkan juara
Wirausaha Muda Mandiri 2018.
Farrel tidak sendiri yang menjadi
juara dalam kompetisi Wirausaha Muda Mandiri (2018). Total ada 28 pemenang dalam ajang WMM 2018. Sebelumnya, 70 pebisnis handal bertarung menjadi yang terbaik
saat lolos final penjurian nasional WMM beberapa waktu lalu. Mereka terhimpun lebih dari 800 calon
pebisnis yang tercatat mengikuti proses penyisihan lewat 34 perguruan tinggi di
Indonesia dan 10 komunitas maupun inkubasi bisnis.
Sebanyak 28 yang dinyatakan
menjadi pemenang terbagi dalam tujuh
kategori yang diperlombakan oleh Bank Mandiri. Peserta kompetisi dibagi ke dalam kategori mahasiswa dan non
mahasiswa, pemenang dari kelompok non mahasiswa memperoleh penghargaan WMM dan
uang tunai hingga Rp200 juta untuk juara pertama dan Rp100 juta untuk juara
kedua.
Sementara untuk kelompok mahasiswa, pemenang pertama memperoleh
Rp100 juta dan pemenang kedua sebesar Rp50 juta. Melalui Bank Mandiri juga akan memberikan hadiah berupa modal dan pembinaan
kepada pemenang, serta pelatihan kepada seluruh peserta.
Peluang usaha di bidang teknologi
digital memang sangat menjanjikan, karena teknologi sangat dibutuhkan oleh
manusia. Di Indonesia peluang usaha di bidang teknologi digital memang masih tergolong
baru. Belum banyak orang yang terjun di bidang ini, sehingga peluang untuk
sukses di bidang ini masih terbuka lebar.
Adanya kompetisi Wirausaha Muda
Mandiri yang merupakan pengembangan PT Bank Mandiri yang rutin dilakukan setiap
tahun tentu sangat membantu dalam menyiapkan anak-anak muda untuk berani
berwirausaha. Melalui Wirausaha Muda Mandiri yang digelar sejak tahun 2007 ini
pula sudah berhasil mencetak 36.000 wirausaha muda.
Melalui Wirausaha Muda Mandiri pula tentu kita harapkan terciptanya generasi pencipta lapangan kerja yang tangguh dan mampu bersaing di era global. Berani Muda, Berani Berkarya.