Kurang dari seminggu lagi kita akan berpisah dengan bulan
Ramadan. Apa yang sudah kita lakukan selama bulan suci ini? Malam Lailatul
Qadar, khatam quran, Inggris Brexit, atau ketemu mantan di acara buka puasa
bersama. Sudahlah, tentu kita sendiri yang tahu dan menilai apa yang telah kita
lakukan selama Ramadan ini. Namun, satu hal yang pasti kita harapkan menjelang
berakhirnya bulan yang penuh kemuliaan ini, semoga kita bisa dipertemukan pada
Ramadan berikutnya.
Berbicara bulan Ramadan yang sebentar lagi selesai,
menurutnya saya ada satu momen yang luput dari kebanyakan orang. Kita semua
tahu bahwa salah satu keistimewaan bulan Ramadan adalah karena bulan tersebut
merupakan bulan diturunkannya Alquran, tepatnya pada 17 Ramadan. Maka dari itu,
setiap 17 Ramadan kita mengenal istilah malam Nuzulul Quran.
Banyak hal yang dapat kita lakukan dalam menyambut malam Nuzulul
Quran. Kalau biasanya di tempat saya
tinggal, malam Nuzulul Quran diperingati dengan mengadakan Musabaqah Tilawatil
Quran (MTQ) serta rangkaian berbagai kegiatan perlombaan islami, mulai dari
lomba pidato hingga lomba adzan, mulaid ari anak kecil hingga remaja. Maka
tidak heran kalau malam Nuzulul Quran di tempat tinggal saya disambut antusias
anak-anak dan remaja. Apalagi, dalam kegiatan MTQ tersebut, peserta merupakan
perwakilan dari musolanya masing-masing. Jadi, bisa dikatakan kalau acara MTQ
di daerah saya menjadi ajang untuk menunjukkan ‘kehebatan’ musolanya
masing-masing. Menurut saya hal itu tidak menjadi soal, justru persaingan
tersebut semakin memacu anak-anak sekitar untuk semangat dalam belajar ilmu
agama. Bukankah berlomba-lomba dalam kebaikan itu baik.
Sayangnya, tradisi MTQ di rumah saya saat ini sudah hilang
sejak beberapa tahun lalu. Jangan tanya alasannya apa. Ya, kemajuan teknologi,
di mana gadged lebih menarik hati
anak-anak ketimbang Alquran membuat musola kian sepi dari rutinitas ibadah. Belum
lagi gaya hidup remaja kita saat ini yang belum dikatakan gaul kalau belum
“nongkrong”. Jadi, beginilah malam Nuzulul Quran di daerah saya, tak ubahnya
malam-malam biasa yang hanya diisi oleh kegiatan taraweh.
Padahal peringatan Nuzulul Quran dapat dijadikan momen yang
tepat untuk mengajak kita semua, khususnya generasi muda untuk senantiasa
mengingat ajaran-ajaran yang terkandung dalam Alquran. Hal ini pula yang saya
lihat dilakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang memperingati malam
Nuzulul Quran dengan menggelar kegiatan-kegiatan positif, seperti memberikan
sumbangan kepada anak yatim dan dhuafa.
Kegiatan yang dilakukan PGN ini laik mendapat apresiasi di
tengah berkurangnya semangat dalam beragama, PGN justru hadir dengan memberikan
nilai-nilai sosial kepada sesama. Kegiatan ini juga menunjukkan bahwa selain
berkomitmen dalam pengadaan gas bumi, PGN juga berkomitmen dalam melaksanakan
tanggung jawab sosial dan lingkungan. Tentunya, melalui kegiatan santunan
kepada anak yatim dan dhuafa ini menjadi cikal bakal melahirkan kembali
semangat qurani, yakni semangat mengimplementasikan ajaran-ajaran yang
terkandung di dalam Alquran.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar